Berikut ini adalah etika yang baik dilakukan ketika hendak mengadakan pembacaan maulid al-Habsyi :
1. Hendaknya badan, tempat dan pakaian; suci dari hadast dan najis
2. Hendaknya mengenakan pakaian ( peci, baju dan sarung / gamis ) putih / atau warna bebas , jika ada, disertai wewangian, serta menampakkan rasa senang dan gembira
3. Niat yang baik ( memperoleh ridho Allah, syafa’at Rosulullah, serta memperoleh barokah dari auliya’ullah ), khususnya barokah dari yang mulia Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi
4. Ketika maulid dibaca, hadirin supaya diam dan mendengarkan, serta bersikap tenang anggota badannya; jangan sampai duduk seenaknya, lebih-lebih sambil merokok. Sebab, majlis maulid dihadiri oleh ruh kanjeng Nabi dan arwah orang-orang sholeh ( arwahussholihin ) serta para malaikat rahmat
5. Membaca maulid simthudduror dengan jelas ( tartil ) dan tinggi suaranya, dan jika mampu maka dibaca beserta irama lagu ( qiro'at )
6. Pada saat berdiri ( mahallul qiyam ) hendaknya hadirin berdiri dengan memenuhi etika, adab serta sopan santun, dengan hati yang hudhur ( mengingat kanjeng Nabi, yakni dengan mengingat-ingat tentang sifat atau prilaku Kanjeng Nabi ) serta khusyu’ anggota badannya seraya berdoa atau memohon hajatnya ( dunia/akhirat ) dengan sirr atau perlahan. Sebab, pada saat berdiri ( mahallul qiyam ) adalah saat ijabah ( waktu dikabulkannya doa )
Pada saat dalam prosesi mahallul qiyam ( Asyroqol.. ) hendaknya ada yang menyelingi membaca :
ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎﺳﻴﺪﻱ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ / ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺐ ﺍﻟﻠﻪ / ﻳﺎﺳﻴﺪ ﺍﻟﻜﻮﻧﻴﻦ .
7. Bagi hadirin, hendaknya mengumandangkan shalawat bersama-sama secara serentak serta meninggikan suara dengan tetap memenuhi kesopanan, dan hendaknya hadirin mengikuti bacaan qori’ secara bersama-sama ( kompak ) pada saat yang semestinya ( bagian sahutannya )
8. Memberikan harum-haruman pada tempat penyelenggaraan maulid, dengan membakar kemenyan arab atau dupa penganten, atau kayu garu atau dengan menebar-nebarkan kembang yang wangi ( kembang melati dll ) atau memakai minyak wangi yang dioleskan satu persatu kepada hadirin.
10. Jika bergantian membaca maulid, hendaknya mendahulukan arah sebelah kanan ( mempersilahkan orang yang berada di sebelah kanan ). Jika waktunya tidak mendesak ( terbatas ) dan tidak udzur ( halangan ) hendaknya pembacaan maulid dikhatamkan.
Dikutip dari petuah : Al-Habib Ali bin Alwi bin Ali Al-habsyi di Solo.
Minggu, 25 Oktober 2015
Etika saat membaca/dibacakan maulid al habsyi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar