Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy adalah salah satu imam masjid Ba’alawiy (Tarim) pada zamannya, beliau mendapat kesempatan untuk berhaji dan berziaroh ke makam Kakeknya yg mulia yakni Rasulullah SAW. Pendek cerita, ketika telah sampai di kota Madinah, beliau langsung menuju makam Rasulullah SAW. Tatkala sampai di depan makam, beliau dapati banyak orang sedang mengantri menunggu giliran untuk berziaroh ke makam mulia tersebut. Dengan tawadhu’ beliau memilih untuk menunggu di shof terakhir. Beliau tidak mengatakan bahwa beliau adalah cucu Rasulullah SAW dengan tujuan supaya orang2 itu memberikannya jalan. Seperti inilah hasil didikan akhlak Nabawiy.
Tak berapa lama, sang penjaga makam (beliau dikenal sebagai ahli sir) mendengar suara, “Beri jalan untuk anakku Hamid bin Umar!” kalimat ini terulang hingga 3 kali. Ternyata suara itu datang dari dalam kubur mulia, yang tidak lain suara itu adalah suara Rasulullah SAW (semoga kita juga dapat mendengar suara mulia itu). Sang penjaga makam pun bergegas mencari orang yang bernama Hamid bin Umar. Ia pergi bertanya kepada peziaroh, apakah ada di antara mereka yang bernama Hamid bin Umar. Namun, hasil yang didapat pun nihil.
Akhirnya, penjaga makam itu sampai di shof terakhir. Ia dapati di sana ada seorang yang berpenampilan biasa dengan pakaian berdebu, sama sekali tidak menunjukkan seorang yang memiliki kedudukan, tapi pada hakikatnya orang itu memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT dan Rasulullah SAW. Penjaga makam itu pun bertanya, “Apakah anda yang bernama Hamid bin Umar?”, sang imam menjawab,”Iya betul, ada apa?”, “Saya diperintahkan oleh Kakek anda Rasulullah SAW untuk memanggil anda. Beliau rindu ingin segera bertemu dengan anda”, jawab penjaga makam. Subhanallah.
Semoga kita dapat mengambil manfaat dari cerita di atas dan semoga cerita di atas tidak sekedar membuat kita takjub, akan tetapi juga bisa menjadi penyemangat supaya kita berusaha untuk mendapatkan apa yg didapatkan oleh sang imam, minimal kita dapat bertemu dg Nabi Muhammad SAW walaupun hanya di dalam mimpi. Mari kita sama2 berharap, tidaklah kita keluar dari bulan Rabi’ul Awwal ini melainkan kita telah mendapatkan kesempatan yang mulia itu. Kalau belum kesampaian, maka kita berharap, tidaklah kita keluar dari dunia ini melainkan telah tercapai cita2 mulia tersebut.
Ya Robbiy syarrifniy biru’yati sayyidi (Ya Allah muliakanlah diriku ini dengan dapatnya ku melihat junjunganku Rasulullah SAW)aamiin. Allahu A’lam bisshowab.
Minggu, 25 Oktober 2015
Habib hamid bin umar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar