Syaikh Abdullah al-Bathaihi bercerita, “Sewaktu
Syaikh Abdul Qodir Jailani masih hidup, aku pergi
ke Um Ubaidah untuk mengunjungi Syaikh Ahmad
Rifa’i dan tinggal di ruwaqnya beberapa waktu.
Pada suatu hariSyaikh Ahmad Rifa’i memintaku
untuk menceritakan sedikit perjalanan hidup
Syaikh Abdul Qodir. Saat aku sedang
menceritakan Syaikh Abdul Qodir, tiba2 ada
seseorang yg memotong ceritaku. “Tidak, jangan
pernah engkau menceritakan perjalanan hidup
seseorang kecuali orang ini” ujarnya sambil
mengisyaratkan Syaikh Ahmad Rifa’i.
Saikh Ahmad memalingkan wajahnya
memandang orang tsb dg penuh kemarahan dan
orang itu meninggal seketika. Kemudian beliau
berkata, “Siapa yg dapat mencapai apa yg
dicapai Syaikh Abdul Qodir. Lautan syariah
dikanannya dan lautan hakikah dikirinya. Beliau
dapat mengambil dari kedua lautan tsb sesuai dg
kehendaknya. Saat ini, Syaikh Abdul Qodir tiada
duanya””.
Kemudian Syaikh Abdullah juga berkata, “Aku
juga mendengar Syaikh Ahmad Rifa’i berwasiat
kepada para keponakannya. Mereka adalah
Syaikh Ibrahim al-Adzab dan saudaranya Abu Farj
Abdurrahman dan Najmuddin Ahmad –putra
Syaikh Ali Rifa’i-. hadir pula saat itu para murid
utamanya. Pada saat itu, ada seseorang yg
berpamitan hendak pergi ke baghdad.
Beliau berkata, “Jika kalian tiba di baghdad
dahulukan mengunjungi SYaikh Abdul Qodir jika
beliau masih hidup, atau menziarahi kuburnya
apabila beliau sudah meninggal. Karena, beliau
telah mengambil janji ALLAH bahwa semua
pemilik kondisi spiritual yg tidak menomor
satukannya akan dicabut kondisi spiritual yg
dimilikinya. Syaikh Abdul Qodir benar2 merupakan
kerugian bagi mereka yg tidak melihatnya””.
Penyusun kitab Raudhul Abrar wa Mahasinul
Akhhyar menyatakan bahwa yg meriwayatkan
kisah diatas adalah Syaikh Abdullah al-Yunani ra.
Wallahu’alam.
Ibnu al-Khidr bercerita, “Setiap kali aku
menghadap Syaikh Abdul Qodir (Jailani) di musim
dingin yg menusuk, aku selalu mendapatkan
beliau hanya mengenakan satu helai baju dan
peci (thaqiyah). Namun, keringat bercucuran dari
badannya dan selalu ada yg mengipasinya
seperti sedang dalam musim panas yg luar biasa
teriknya”
Syaikh Abu Thahir Muhammad bin al-Hasan al-
Anshari menyatakan bahwa dia pernah
mendengar Syaikh Abu Abdullah Muhammad al-
Qurasyi yg menyatakan dirinya juga pernah
mendengar dari Aba Rabii’ Sulaimani al-Maalaqi
menyatakan bahwa sayyid (tuan) zamannya
adalah Syaikh Abdul Qodir (Jailani) yg telah
mencapai tingkat yg tidak terlukiskan. Dan
didalamnya terdapat ilmu agung, dikumpulkan di
dalamnya berbagai makna”.
Kemudian, Syaikh Aba Thahir berkata kepada
Syaikh Al-Qurasyi, “Syaikh Abdul Qodir sayyid
zaman ini?”. “Benar” jawabnya, kemudian
meneruskan, “Diantara para wali dialah yg paling
tinggi dan sempurna. Diantara para ulama dialah
yg paling wara’ dan diantara para aarif, beliaulah
yg paling dalam dan sempurna pengetahuannya.
Sedangkan diantara para Syaikh, beliaulah yg
paling kuat”
Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah
Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Sabtu, 24 Oktober 2015
Maqom syeh abdul qodir ra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar