Minggu, 25 Oktober 2015

Karya imam ghozali di bela rasulullah saw

Imam Al Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga ia sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup. Setelah lama hidup dalam alam pemikiran filsafat, ia kemudian melakukan perjalanan, mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup. Pengembaraan inilah yg mengubah Imam Ghazali 180derajat.
Sebelum memulai pengembaraan, ia telah mempelajari karya sufi ternama seperti karya Imam Al Junaid dan Imam Abu Yazid Al Busthomi. Pada sekitar tahun 1100 M, Imam Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Dalam pengembaraan inilah kemudian Imam Ghazali mulai menulis kitabnya yg paling fenomenal yaitu kitab Ihya Ulumiddin yg kemudian tercatat sebagai karya yg memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia.
Imam Syahrowardi dalam kitabnya Awariful Ma'arif mengutip sejumlah ulama yg memuji karya Imam ghazali ini. Sayyid Abdullah Alaydrus mengatakan: "Pasal demi pasal, huruf demi huruf, aku terus membaca dan merenunginya. Setiap hari kutemukan ilmu dan rahasia, serta pemahaman yg agung dan berbeda dengan yg kutemukan sebelumnya. Orang yg mengkaji dan mengamalkannya, pasti mendapatkan mahabbah (kecintaan) ALLAH, RasulNYA, malaikatNYA dan para KekasihNYA."
Imam An Nawawi mengatakan: "Jika semua kitab islam hilang, dan yg tersisa hanya kitab Ihya Ulumiddin, maka ia dapat mencukupi semua kitab yg hilang tersebut."
Sementara Imam Ar Razi menyebut: "Seolah-olah ALLAH SWT menghimpun semua ilmu dalam suatu rapalan, lalu DIA membisikkannya kepada Imam Ghazali dan beliau menuliskannya dalam kitab ini."
Imam Abul Hasan Ali bin Harzaham telah membuka kembali pengajiannya di Masjid Marakesh. Namun kali ini sangat berbeda dengan pengajian-pengajian sebelumnya. "Murid-muridku, jika selama ini aku tidak mengajar tentu ada beberapa sebab. Sebab utama adalah karena aku mempelajari kitab karangan Al Ghazali yg berjudul Ihya Ulumiddin. Setelah aku baca keseluruhannya, setelah aku renungkan lama, maka aku simpulkan bahwa kitab ini tak layak kalian baca. Kitab ini saya anggap menyesatkan. Karena itu, besok siang setelah sholat Jum'at datanglah ramai-ramai ke masjid ini karena kita harus membakar karya Al Ghazali ini. Bagaimana?"
"Kami semua patuh dan tunduk kepada guru," jawab para muridnya.
Syaikh Ibnu Harzaham adalah seorang yg ditaati. Bahkan ia meminta penduduk yg menyimpan kitab itu agar menyerahkannya untuk dibakar. Kumpulan kitab Ihya Ulumiddin sudah dihimpun di rumah Syaikh Ibnu Harzaham setelah para muridnya masuk ke rumah-rumah untuk meminta kesediaan warga yg menyimpan kitab Ihya itu untuk menyerahkannya.
Malam ini Syaikh Ibnu Harzaham tidur nyenyak setelah melaksanakan sholat sunnah dan dalam keadaan suci. Ternyata dalam tidurnya ia bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Betapa suka citanya ia dalam perjumpaan itu. Rasulullah masuk dalam masjid tempat ia mengajar. Rasulullah bahkan tak sendirian. Beliau ditemani Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Yg lebih mengejutkan lagi, Ibnu Harzaham melihat seorang laki-laki tampan yg agung berdiri di sisi Rasulullah SAW.
Laki-laki itu kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Abu Hamid Al Ghazali. Rasulullah kemudian menepuk bahunya. Ibnu Harzaham juga menghampiri Rasulullah untuk mencium tangannya. Tapi Imam Ghazali segera mengadu.
"Wahai Rasulullah, ini adalah Imam Ibnu Harzaham, seorang yg alim. Namun, ia sangat membenci karya saya Ihya Ulumiddin. Bahkan ia dan murid-muridnya besok siang akan membakar karya saya ini. Kami memohon Rasulullah menanganinya. Kami ingin Rasulullah membaca karya kami. Jika layak dibakar menurut Rasulullah, kami terima dengan senang hati."
Syaikh Ibnu Harzaham kaget. Imam Ghazali kemudian menyerahkan kitab Ihya Ulumiddin kepada Rasulullah. "Ya Rasulullah! Jika apa yg terdapat dalam kitab ini sesuai dengan dugaannya, maka aku bertobat kepada ALLAH. Namun jika kitab ini memiliki sesuatu yg aku hasilkan dari barokahmu dan karena mengikuti sunnahmu, maka ambilkan hakku dari lawanku."
Lalu Rasulullah mengambil kitab Ihya itu, membukanya selembar demi selembar dari awal hingga akhir, lalu bersabda: "Demi ALLAH! Ini adalah kitab yg baik." Lalu kitab diambil Abu Bakar dan Umar. Kedua pembesar sahabat ini berkata dengan komentar yg sama dengan Rasulullah SAW. Bahkan keduanya memuji sebagai karya yg sesuai dengan ajaran islam selama ini.
Selanjutnya Rasulullah memberi perintah untuk melepas gamis Ibnu Harzaham dan menghukumnya seperti hukuman bagi orang yg mengada-ada. Rasulullah kemudian mencambuknya. Ketika pukulan mencapai lima kali, Abu Bakar meminta Rasulullah menghentikannya. "Ya Rasulullah! Barang kali ia menyangka bahwa kitab Ihya bertentangan dengan sunnahmu, tetapi ia keliru." Permintaan itu yg kemudian menghentikan cambukan Rasulullah.
Syaikh Ibnu Harzaham terbangun kaget dan merasa perih di punggungnya. Ternyata, benar ada lima bekas cambukan di punggungnya. Ia kemudian menangis. Pada malam itu juga ia memberitahukan mimpi itu kepada murid-muridnya dan bertobat kepada ALLAH atas ingkarnya kepada kitab Ihya dan Imam Ghazali.
"Pembakaran kitab Ihya tidak jadi. Aku telah melakukan kesalahan besar dengan menilai salah kitab itu serta imam besar penulisnya." Kitab-kitab yg sudah dihimpun dari warga dan santri kemudian dikembalikan kepada pemiliknya dengan tanda tanya. Namun kemudian dijelaskan bahwa Syaikh Ibnu Harzaham khilaf menilai kitab itu.
Bekas pukulan yg ia alami dalam mimpi masih dirasakannya dalam waktu yg lama, hingga membuatnya selalu beribadah kepada ALLAH dengan kerendahan hati dan memohon syafa'at dari Rasulullah, sampai akhirnya Rasulullah datang dalam mimpinya, mengusap bekas pukulan ditubuhnya. Dengan idzin ALLAH bekas pukulan itu sembuh dan hilang.
Sejak itu Imam Syaikh Ibnu Harzaham selalu melanggengkan membaca kitab Ihya Ulumiddin, hingga ALLAH membuka pintu hatinya, mendapatkan ma'rifat kepada ALLAH dan mengangkatnya menjadi salah satu ulama dan wali besar yg memahami ilmu lahir dan batin.
Sumber: Kitab Awariful Ma'arif karya Imam Syaikh Syahrowardi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar