● Imam al-Hasan al-Basri telah menyebut:
“Iman itu bukanlah hanya dengan angan-angan
dan bukan pula hanya dengan perhiasan....
Tetapi iman itu adalah sesuatu yang diyakini
dengan hati dan dibenarkan dengan tindakan....".
● Imam Ali bin Abi Thalib berkata:
"Orang beriman adalah mendahulukan kebenaran
sekalipun merugikan....
Mengesampingkan kepalsuan sekalipun
menguntungkan. Perkataan tidak boleh melebihi
perbuatan dan takut kepada Allah sa'at
membicarakan orang.
● Beliau juga berkata: "Aku khawatir terhadap
suatu masa yang roda kehidupannya dapat
menggilas keimanan.....
Keimanan hanya tinggal pemikiran yang tak
berbekas
dalam perbuatan.
Banyak orang baik tapi tak berakal.
Ada orang berakal tapi tak beriman.
Ada lidah yang fasih tapi berhati lalai.
Ada yang khusyuk tapi sibuk dalam
kesendiriannya.
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis.
Ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi.
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya
berkarat.
Dan ada yang menangis karena kufur nikmat.
Ada yang murah senyum tapi hatinya
mengumpat.
Ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.
Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi contoh
teladan.
Dan ada pelacur yang tampil menjadi figur.
Ada orang yang punya ilmu tapi tak faham.
Ada yang faham tapi tak menjalankan.
Ada yang pintar tapi membodohi.
Ada yang bodoh tapi tak tahu diri.
Ada orang beragama tapi tak berakhlak.
Ada yang berakhlak tapi tak bertuhan."
( Imam Ali bin Abi Thalib r.a ).
~ al-Sirath al-Ablaj (hal, 144) ~
Kamis, 22 Oktober 2015
Tentang keimanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar