Sabtu, 09 Desember 2017

SKENARIO ALLAH

SKENARIO ALLAH

Dalam kitabnya Ibnu Arabi
bercerita mengenai seorang
gurunya yang bernama Abu
Abdillah Muhammad al-Syarafi.
Gurunya ini berasal dari kabupaten
al-Jarafe di kota Sevilla. Di luar
kota Sevilla tidak banyak yang
mengenal karomah sang guru,
bukan saja karena sang guru
menempuh laku spiritual yang
keras, seperti 40 tahun tinggal di
rumah tanpa lampu dan perapian,
tapi juga karena sang guru
termasuk sufi yang
menyembunyikan kedudukannya.
Suatu hari Syekh al-Syarafi berjalan
ke pasar dan menemui seorang
anak kecil yang mengangkat
keranjang berisi Adas/Jinten. Anak
itu berkisah bahwa ia seorang
yatim. Ibunya harus mengasuh
sejumlah anaknya yang masih kecil.
Sejak pagi mereka belum makan.
Ibunya menyuruhnya menjual biji
jinten ini ke pasar. Jika uangnya
cukup ibunya berharap bisa
membeli makanan untuk mereka.
Syekh al-Syarafi meneteskan air
mata menyimak kisah si bocah.
Akan tetapi, alih-alih membeli
jinten itu, Syekh al-Syarafi
memasukkan tangannya ke
keranjang, menggenggam sejumlah
biji jinten. "Ini jinten yang bagus,"
begitu komentar sang syekh.
Kemudian Syekh al-Syarafi berkata
pada bocah yatim itu:
"Beritahu ibumu bahwa paman al-
Syarafi dari al-Jarafe mengambil
beberapa biji jinten ini dan
meminta ibumu menghalalkannya."
Sampai di sini, tindakan Syekh al-
Syarafi ini di luar nalar. Bocah
yang keluarganya sedang
kesusahan dan hendak menjual biji
jinten yang mereka punya, malah
sebagian diambil oleh Syekh al-
Syarafi. Bahkan tidak membayar
dan malah minta ikhlas dihalalkan
saja untuk dia.
Namun karomah beliau muncul
pada titik ini. Saat ia angkat
tangannya menggenggam biji
jinten, hatinya berdoa kepada
Allah maka luluh hati mereka yang
berada di sekitar itu. Tiba-tiba ada
yang berkata: "Biji jinten yang
telah disentuh oleh seorang Syekh
pasti barokah." Orang yang
berkerumun berebut membeli biji
jinten itu. Walhasil, anak itu
pulang membawa 70 dinar emas ke
rumah ibunya. Subhanallah!
Ibnu Arabi bercerita bagaimana di
depan matanya sendiri ia
menyaksikan karomah sang guru
menolong anak kecil itu dengan
cara yang di luar nalar.
Kawan, seringkali di saat kesusahan
kita malah mengalami kerugian.
Kata orang, ini ibaratnya sudah
jatuh tertimpa tangga pula.
Namun yakinlah dengan kekuatan
doa dan keikhlasan hati. Apa yang
sudah direnggut oleh tangan-Nya
tidaklah tersisa kecuali barokah. Bi
yadikal khair. Di tangan-Nya semua
kebajikan.
Di balik kesulitan, ada kemudahan
Sungguh di balik kesulitan, ada
kemudahan
Begitu Al-Qur'an merekam janji
Allah SWT. Masihkah kita tidak
mempercayainya?
Para kekasih Allah itu bekerja
menurut apa yang Allah
skenariokan. Apa yang terlihat
sebuah kerugian di mata manusia
boleh jadi merupakan sarana
datangnya keberkahan.
Untukmu kawan yang tengah
dirundung berbagai kesulitan
hidup, berdoalah agar hati kita
seperti biji jinten yang disentuh
oleh tangan kekasih-Nya.
Ikhlaskanlah apa yang telah
terambil, nanti Allah ganti
semuanya dengan caraNya.
Berkah... berkah… berkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar