Kemunculan Dajjal merupakan
puncak dari munculnya fitnah paling
besar dan mengerikan di muka bumi
ini bagi umat manusia khususnya
umat Muslim. Kemunculannya di
akhir zaman, di masa imam Mahdi
dan Nabi Isa ‘alaihis salam, akan
banyak mempengaruhi besar bagi
umat muslim sehingga banyak yang
mengikutinya kecuali orang-orang
yang Allah jaga dari fitnahnya.
Dalam hadits disebutkan :
ﻗﺎﻡ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻓﻲ
ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﺄﺛﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻤﺎ ﻫﻮ ﺃﻫﻠﻪ، ﺛﻢ ﺫﻛﺮ
ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ ﻓﻘﺎﻝ : " ﺇﻧﻲ ﻷﻧﺬﺭﻛﻤﻮﻩ، ﻭﻣﺎ ﻣﻦ ﻧﺒﻲ
ﺇﻻ ﻭﻗﺪ ﺃﻧﺬﺭ ﻗﻮﻣﻪ
“ Rasulullah shallahu ‘alaihi wa
sallam berdiri di hadapan manusia
dan memuji keagungan Allah,
kemudian beliau menyebutkan Dajjal
lalu mengatakan : “ Sesungguhnya
aku memperingatkan kalian akan
dajjal, tidak ada satu pun seorang
nabi, kecuali telah memperingatkan
umatnya akan dajjal “. (HR. Bukhari :
6705)
Dalam hadits lain, Nabi bersabda :
ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺑﻠﺪ ﺇﻻ ﺳﻴﻄﺆﻩ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ
“ Tidak ada satu pun negeri, kecuali
akan didatangi oleh dajjal “. (HR.
Bukhari : 1782)
Pada kesempatan ini, saya tidak
menjelaskan sepak terjang dajjal,
namun saya akan sedikit membahas
sebagian kaum yang menjadi
pengikut dajjal. Dan kali ini, saya
tidak mengungkap semua kaum yang
mengikuti dajjal, namun saya akan
menyinggung satu persoalan yang
cukup menarik yang telah
diinformasikan oleh nabi bahwa ada
kelompok umatnya yang akan
menjadi pengikut setia dajjal,
padahal sebelumnya mereka ahli
ibadah bahkan ibadah mereka
melebihi ibadah umat Nabi
Muhammad lainnya, mereka rajin
membaca al-Quran, sering
membawakan hadits Nabi, bahkan
mengajak kembali pada al-Quran.
Namun pada akhirnya mereka
menjadi pengikut dajjal, apa yang
menyebabkan mereka terpengaruh
oleh dajjal dan menjadi pengikut
setianya ? simak uraiannya berikut :
Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
ﺇﻥَّ ﻣِﻦ ﺑﻌْﺪِﻱ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﻳَﻘْﺮَﺅُﻥَ ﺍْﻟﻘُﺮﺁﻥَ ﻻَ
ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺣَﻼَﻗِﻤَﻬُﻢْ ﻳَﻘْﺘُﻠُﻮْﻥَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍْﻹﺳْﻼَﻡِ
ﻭَﻳَﺪَﻋُﻮْﻥَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍْﻷَﻭْﺛَﺎﻥِ، ﻳَﻤْﺮُﻗُﻮْﻥَ ﻣِﻦَ ﺍْﻹﺳْﻼَﻡِ
ﻛﻤَﺎ ﻳَﻤْﺮُﻕُ ﺍﻟﺴَّﻬْﻢُ ﻣَﻦَ ﺍﻟﺮَّﻣِﻴَّﺔِ، ﻟَﺌِﻦْ ﺃَﺩْﺭَﻛْﺘُﻬُﻢْ
ﻟَﺄَﻗْﺘُﻠَﻨَّﻬُﻢْ ﻗَﺘْﻞَ ﻋَﺎﺩٍ
“ Sesungguhnya setelah wafatku
kelak akan ada kaum yang pandai
membaca al-Quran tetapi tidak
sampai melewati kerongkongan
mereka. Mereka membunuh orang
Islam dan membiarkan penyembah
berhala, mereka lepas dari Islam
seperti panah yang lepas dari
busurnya seandainya (usiaku
panjang dan) menjumpai mereka
(kelak), maka aku akan memerangi
mereka seperti memerangi (Nabi
Hud) kepada kaum ‘Aad “.(HR. Abu
Daud, kitab Al-Adab bab Qitaalul
Khawaarij : 4738)
Nabi juga bersabda :
ﺳَﻴَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻰ ﺃُﻣَّﺘِﻰ ﺍﺧْﺘِﻼَﻑٌ ﻭَﻓُﺮْﻗَﺔٌ ﻗَﻮْﻡٌ
ﻳُﺤْﺴِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟْﻘِﻴﻞَ ﻭَﻳُﺴِﻴﺌُﻮﻥَ ﺍﻟْﻔِﻌْﻞَ ﻭَﻳَﻘْﺮَﺀُﻭﻥَ
ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻻَ ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺗَﺮَﺍﻗِﻴَﻬُﻢْ ﻳَﻤْﺮُﻗُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
ﻣُﺮُﻭﻕَ ﺍﻟﺴَّﻬْﻢِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﻣِﻴَّﺔِ ﻻَ ﻳَﺮْﺟِﻌُﻮﻥَ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﺮْﺗَﺪَّ ﻋَﻠَﻰ ﻓُﻮﻗِﻪِ ﻫُﻢْ ﺷَﺮُّ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻭَﺍﻟْﺨَﻠِﻴﻘَﺔِ
ﻃُﻮﺑَﻰ ﻟِﻤَﻦْ ﻗَﺘَﻠَﻬُﻢْ ﻭَﻗَﺘَﻠُﻮﻩُ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﻛِﺘَﺎﺏِ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﻴْﺴُﻮﺍ ﻣِﻨْﻪُ ﻓِﻰ ﺷَﻰْﺀٍ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﺗَﻠَﻬُﻢْ ﻛَﺎﻥَ
ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ
ﺳِﻴﻤَﺎﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟﺘَّﺤْﻠِﻴﻖُ
“ Akan ada perselisihan dan
perseteruan pada umatku, suatu
kaum yang memperbagus ucapan
dan memperjelek perbuatan, mereka
membaca Al-Quran tetapi tidak
melewati kerongkongan, mereka
lepas dari Islam sebagaimana anak
panah lepas dari busurnya, mereka
tidak akan kembali (pada Islam)
hingga panah itu kembali pada
busurnya. Mereka seburuk-buruknya
makhluk. Beruntunglah orang yang
membunuh mereka atau dibunuh
mereka. Mereka mengajak pada kitab
Allah tetapi justru mereka tidak
mendapat bagian sedikitpun dari Al-
Quran. Barangsiapa yang memerangi
mereka, maka orang yang
memerangi lebih baik di sisi Allah
dari mereka “, para sahabat bertanya
“ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas
mereka? Rasul menjawab “ Bercukur
gundul “.(Sunan Abu Daud : 4765)
Nabi juga bersabda :
ﺳَﻴَﺨْﺮُﺝُ ﻓِﻲ ﺁﺧِﺮِ ﺍﻟﺰَّﻣﺎﻥِ ﻗَﻮﻡٌ ﺃَﺣْﺪَﺍﺙُ ﺍْﻷَﺳْﻨَﺎﻥِ
ﺳُﻔَﻬَﺎﺀُ ﺍْﻷَﺣْﻼَﻡِ ﻳَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ ﻗَﻮْﻝَ ﺧَﻴْﺮِ ﺍﻟْﺒَﺮِﻳَّﺔِ
ﻳَﻘْﺮَﺅُﻭﻥَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﻻَ ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺣَﻨَﺎﺟِﺮَﻫُﻢْ ﻳَﻤْﺮُﻗُﻮْﻥَ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻤْﺮُﻕُ ﺍﻟﺴَّﻬْﻢُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﻣِﻴَّﺔِ ، ﻓَﺈﺫَﺍ
ﻟَﻘِﻴْﺘُﻤُﻮْﻫُﻢْ ﻓَﺎﻗْﺘُﻠُﻮْﻫُﻢْ ، ﻓَﺈِﻥَّ ﻗَﺘْﻠَﻬُﻢْ ﺃَﺟْﺮﺍً ﻟِﻤَﻦْ
ﻗَﺘَﻠَﻬُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍْﻟﻘِﻴَﺎﻣَﺔ
“ Akan keluar di akhir zaman, suatu
kaum yang masih muda, berucap
dengan ucapan sbeaik-baik manusia
(Hadits Nabi), membaca Al-Quran
tetapi tidak melewati kerongkongan
mereka, mereka keluar dari agama
Islam sebagaimana anak panah
meluncur dari busurnya, maka jika
kalian berjumpa dengan mereka,
perangilah mereka, karena
memerangi mereka menuai pahala di
sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR.
Imam Bukhari 3342)
Dalam hadits lain Nabi bersabda :
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻧَﺎﺱٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻤَﺸْﺮِﻕِ ﻳَﻘْﺮَﺅُﻭﻥَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺍﻥَ ﻟَﺎ
ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺗَﺮَﺍﻗِﻴَﻬُﻢْ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﻗَﻄَﻊَ ﻗَﺮْﻥٌ ﻧَﺸَﺄَ ﻗَﺮْﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺁﺧِﺮُﻫُﻢْ ﻣَﻊَ ﺍْﻟﻤَﺴِﻴْﺦِ ﺍﻟﺪَّﺟَّﺎﻝِ
“ Akan muncul sekelompok manusia
dari arah Timur, yang membaca al-
Quran namun tidak melewati
tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn
(kurun / generasi) mereka putus,
maka muncul generasi berikutnya
hingga generasi akhir mereka akan
bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam
Thabrani di dalam Al-Kabirnya,
imam imam Abu Nu’aim di dalam
Hilyahnya dan imam Ahmad di
dalam musnadnya)
Ketika sayyidina Ali dan para
pengikutnya selesai berperang di
Nahrawain, seseorang berkata :
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺑَﺎﺩَﻫُﻢْ ﻭَﺃَﺭَﺍﺣَﻨَﺎ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“ Alhamdulillah yang telah
membinasakan mereka dan
mengistirahatkan kita dari mereka “,
maka sayyidina Ali menyautinya :
ﻛَﻼَّ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻥَّ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻟَﻤَﻦْ ﻫُﻮَ ﻓِﻲ
ﺃَﺻْﻼَﺏِ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻟَﻢْ ﺗَﺤْﻤِﻠْﻪُ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻭَﻟِﻴَﻜُﻮْﻧَﻦَّ
ﺁﺧِﺮَﻫُﻢْ ﻣَﻊَ ﺍْﻟﻤَﺴِﻴْﺢِ ﺍﻟﺪَّﺟَّﺎﻝ
“ Sungguh tidak demikian, demi
jiwaku yang berada dalam
genggaman-Nya, sesungguhnya akan
ada keturunan dari mereka yang
masih berada di sulbi-sulbi ayahnya
dan kelak keturunan akhir mereka
akan bersama dajjal “.
Penjelasan :
Dalam hadits di atas Nabi
menginformasikan pada kita
bahwasanya akan ada sekelompok
manusia dari umat Nabi yang lepas
dari agama Islam sebagaimana
lepasnya anak panah dari busurnya
dengan sifat dan ciri-ciri yang Nabi
sebutkan sebagai berikut dalam
hadits-haditsnya di atas :
1. Senantiasa membaca al-Quran,
Namun kata Nabi bacaanya tidak
sampai melewati tenggorokannya
artinya tidak membawa bekas dalam
hatinya.
2. Suka memerangi umat Islam.
3. Membiarkan orang-orang kafir.
4. Memperbagus ucapan, namun
parkteknya buruk.
5. Selalu mengajak kembali pada al-
Quran, namun sejatinya al-Quran
berlepas darinya.
6. Bercukur gundul.
7. Berusia muda.
8. Lemahnya akal.
9. Kemunculannya di akhir zaman.
10. Generasi mereka akan terus
berlanjut dan eksis hingga menajdi
pengikut dajjal.
Jika kita mau mengkaji, meneliti dan
merenungi data-data hadits di atas
dan melihat realita yang terjadi di
tengah-tengah umat akhir zaman ini,
maka sungguh sifat dan cirri-ciri
yang telah Nabi sebutkan di atas,
telah sesuai dengan kelompok yang
selalu teriak lantang kembali pada al-
Quran dan hadits, kelompok yang
senantiasa mempermaslahkan
urusan furu’iyyah ke tengah-tengah
umat, kelompok yang mengaku
mengikut manhaj salaf, kelompok
yang senantiasa membawakan
hadits-hadits Nabi shallahu ‘alaihi wa
sallam yaitu tidak ada lain adalah
wahhabi yang sekarang
bermetomorfosis menjadi salafi.
Membaca al-Quran dan selalu
membawakan hadist-hadits Nabi
adalah perbuatan baik dan mulia,
namun kenapa Nabi menjadikan hal
itu sebagai tanda kaum yang telah
keluar dari agama tersebut?? Tidak
ada lain, agar umat ini tidak tertipu
dengan slogan dan perilaku mereka
yang seakan-akan membawa
maslahat bagi agama Islam. Ciri
mereka yang suka memerangi umat
Islam, tidak samar dan tidak
diragukan lagi, sejarah telah
mencatat dan mengakui sejarah
berdarah mereka di awal
kemuculannnya, ribuan umat Islam
dari kalangan awam maupun
ulamanya telah menjadi korban
berdarah mereka hanya karena
melakukan amaliah yang mereka
anggap perbuatan syirik dan kufr
dan dianggap telah menentang
dakwah mereka. Namun dengan
musuh Islam yang sesungguhnya,
justru mereka biarkan bahkan
hingga saat ini mereka akrab dengan
kaum kafir, adakah sejarahnya
mereka memerangi kaum kafir??
Ciri berikutnya adalah memperbagus
ucapan namun prakteknya buruk,
mereka jika berbicara dengan
lawannya selalu mengutarakan ayat-
ayat al-Quran dan hadits, namun
ucapanya tersebut tidaklah
dinyatakan dalam prakteknya,
kadang mereka membaca mushaf al-
Quran pun sambil tiduran tanpa ada
adabnya sama sekali.
Ciri berikutnya adalah mereka
senantiasa berkoar-koar kepada
kaum muslimin lainnya agar kembali
pada al-Quran. Tanda mereka ini
sangat nyata dan kentara kita
ketahui pada realita saat ini, kaum
wahabi selalu teriak kepada kaum
muslimin untuk kembali pada Al-
Quran. Ahlus sunnah selalu
mengajak pada Al-Quran karena
ajaran mereka memang bersumber
dari Al-Quran, namun kenapa Allah
menjadikan sifat ini sebagai tanda
pada kaum neo khawarij (wahabi)
ini?? Sebab merekalah satu-satunya
kelompok yang dikenali dikalangan
awam yang selalu teriak mengajak
pada Al-Quran sedangkan Al-Quran
sendiri berlepas diri dari mereka.
Sehingga hal ini (yad’uuna ilaa
kitabillah; mengajak kepada Al-
Quran) menjadi tanda atas kelompok
ini bukan pada kelompok khawarij
lainnya.
Tanda mereka adalah bercukur
gundul, Hal ini menambah
keyakinan kita bahwa yang
dimaksud oleh Nabi dalam tanda ini
adalah tidak ada lain kelompok
wahabi. Tidak ada satu pun
kelompok ahli bid’ah yang
melakukan kebiasaan dan
melazimkan mencukur gundul selain
kelompok wahabi ini, mereka
kelompok sesat lainnya hanya
bercukur gundul pada saat ibadah
haji dan umrah saja sama seperti
kaum muslimin Ahlus sunnah.
Namun kelompok wahabi ini
menjadikan mencukur gundul ini
suatu kelaziman bagi pengikut
mereka kapan pun dan dimana pun.
Bercukur gundul ini pun telah diakui
oleh Tokoh mereka; Abdul Aziz bin
Hamd (cucu Muhammad bin Abdul
Wahhab) dalam kitabnya Majmu’ah
Ar-Rasaail wal masaail : 578.
Cirri berikutnya adalah berusia
muda dan akalnya lemah, Mereka
pada umumnya masih berusia muda
tetapi lemah akalnya, atau itu adalah
sebuah kalimat majaz yang
bermakna orang-orang yang kurang
berpengalaman atau kurang
berkompetensi dalam memahami Al
Qur’an dan As Sunnah. Subyektivitas
dengan daya dukung pemaham yang
lemah dalam memahaminya, bahkan
menafsiri ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengedepankan fanatik dan
emosional golongan mereka sendiri.
Kemunculan kaum ini ada di akhir
zaman sebagaimana hadits Nabi di
atas, kemudian generasi mereka juga
akan terus berlanjut hingga generasi
akhir mereka akan bersama dajjal
menjadi pengikut setianya.
Namun apa yang menyebabkan
mereka terpengaruh oleh dajjal dan
menjadi pengikut dajjal ?? berikut
kajian dan analisa ilmiyyahnya :
Sebab pertama : Wahabi
beraqidahkan tajsim dan tsyabih.
Sudah maklum dalam kitab-kitab
mereka bahwa mereka meyakini
Allah itu memiliki organ-organ tubuh
seperti wajah, mata, mulut, hidung,
tangan, kaki, jari dan sebagainya,
dan mereka mengatakan bahwa
organ tubuh Allah tidak seperti organ
tubuh makhluk-Nya.
Mereka juga meyakini bahwa Allah
bertempat yaitu di Arsy, mereka juga
memaknai istiwa dengan
bersemayam dan duduk dan
menyatakan semayam dan duduknya
Allah tidak seperti makhluk-Nya.
Mereka meyakini Allah turun ke
langit dunia dari atas ke bawah di
sepertiga malam terakhir, dan
meyakini bahwa ketika Allah turun
maka Arsy kosong dari Allah namun
menurut pendapat kuat mereka
Arasy tidak kosong dari Allah.
Sungguh mereka telah memasukkan
Allah dalam permainan pikiran
mereka yang sakit itu. Dan lain
sebagainya dari pensifatan mereka
bahwa Allah berjisim..
Nah, demikian juga dajjal,
renungkanlah kisah dajjal yang
disebutkan oleh Nabi dalam hadts-
hadits sahihnya, bahwasanya dajjal
itu berjisim, berorgan tubuh,
memiliki batasan, dia berjalan secara
hakikatnya, dia turun secara
hakikatnya, dia berlari kecil secara
hakikatnya, dia memiliki kaki secara
hakikat, memiliki tangan secara
hakikat, memiliki mata secara
hakikat, memiliki wajah secara
hakikat dan lain sebagainya..dan
tidak ada lain yang menyebabkan
mereka mengakui dajjal sebagai
tuhannya kecuali karena
berlebihannya mereka di dalam
menetapkan sifat-sifat Allah tersebut
dan memperdalam makna-maknanya
hingga sampai pada derajat tajsim.
Perhatikan dan renungkan sabda
Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam
berikut :
ﺇﻧﻲ ﺣﺪﺛﺘﻜﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ، ﺣﺘﻰ ﺧﺸﻴﺖ ﺃﻥ ﻻ
ﺗﻌﻘﻠﻮﺍ ، ﺇﻥ ﺍﻟﻤﺴﻴﺢ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ ﻗﺼﻴﺮ ﺃﻓﺤﺞ ،
ﺟﻌﺪ ﺃﻋﻮﺭ ، ﻣﻄﻤﻮﺱ ﺍﻟﻌﻴﻦ ، ﻟﻴﺴﺖ ﺑﻨﺎﺗﺌﺔ ،
ﻭﻻ ﺟﺤﺮﺍﺀ ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺘﺒﺲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ، ﻓﺎﻋﻠﻤﻮﺍ ﺃﻥ
ﺭﺑﻜﻢ ﻟﻴﺲ ﺑﺄﻋﻮﺭ
“ Sesungguhnya aku ceritkan pada
kalian tentang dajjal, karena aku
khawatir kalian tidak bisa
mengenalinya, sesungguhnya dajjal
itu pendek lagi congkak, ranbutnya
keriting (kribo), matanya buta
sebelah dan tidak menonjol dan
cengkung, jika kalian masih samar,
maka ketahuilah sesungguhnya
Tuhan kalian tidaklah buta sebelah
matanya “. (HR. Abu Dawud)
Nabi benar-benar khawatir umatnya
tidak bisa mengenali dajjal, dan Nabi
menyebutkan cirri-ciri dajjal yang
semuanya itu bermuara pada jisim,
dan menyebutkan aib-aib yang
disepakati oleh kaum musyabbih dan
sunni yang mutanazzih, namun
kaum musyabbihah (wahabi-salafi)
sangat mendominasi pada pemikiran
tajsimnya sehingga bagi mereka
Allah Maha melakukan apapun, dan
Allah maha Mampu atas segala
sesuatu, bahkan menurut mereka
kemampuan Allah memungkinkan
berkaitan dengan perkara yang
mustahil bagi-Nya yang seharusnya
kita sucikan, sehingga berkatalah
sebagian mereka : Bahwa Allah jika
berkehendak untuk bersemayam di
punggung nyamuk, maka Allah pun
akan bersemayam di atasnya.
Naudzu billahi min dzaalik..
Sebab kedua : Tidak adanya
pehamahan mereka tentang perkara-
perkara di luar kebiasaan
(khawariqul ‘aadah) atau disebut
karomah.
Realita yang ada saat ini, kaum
wahhabi-salafi tidak pernah
membicarakan tentang khawariqul
‘aadah atau karomah, bahkan
mereka mengingkari karomah-
karomah para wali Allah yang
disebutkan oleh para ulama hafidz
hadits seperti al-Hafidz Abu Nu’aim
dalam kitab hilyahnya, imam Khatib
al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya
dan lainnya, bahkan mereka
memvonis kafir kepada sebagian
para wali Allah yang mayoritas ahli
tasawwuf. Mereka tidak bisa
mencerna karomah-karomah para
wali yang ada sehingga tidak
mempercayai imdadaat ruhiyyah
(perkara luar biasa yang bersifat
ruh) yang Allah berlakukan di
tangan para wali-Nya yang bertaqwa
sebagai kemuliaan Allah atas
mereka.
Sedangkan dajjal akan dating dengan
kesaktian-kesaktian yang lebih hebat
dan luar biasa sebagai fitnah bagi
orang yang Allah kehendaki,
menumbuhkan tanah yang kering,
menurunkan hujan, memunculkan
harta duniawi, emas, permata,
menghidupkan orang yang mati dan
lain sebagainya, sedangkan kaum
wahhabi tidak perneh membicarakan
khawariqul ‘aadat semacam itu,
sehingg akal mereka tidak mampu
membenarkannya, oleh sebab itu
ketika dajjal muncul dengan
membawa khowariqul ‘aadat
semacam itu disertai pengakuan
rububiyyahnya, maka bagi wahabi
dajjal itu adalah Allah, karena
wahabi tidak mengathui sama sekali
tentang khowariqul ‘aadat yang Allah
jalankan atas seorang dari golongan
manusia, mereka pun tidak mampu
membedakan antara pelaku secara
hakikatnya dan semata-semata
sebab / perantaranya, maka
bercampurlah pemahaman mereka
antara kekhususan sang pencipta
dengan makhluk-Nya. Seandainya
mereka mengetahui bahwa apa yang
terjadi dari khowariqul ‘aadat
hanyalah semata-mata dari qudrah
Allah, dan manusia hanyalah
perantara, maka wahabi tidak akan
heran atas apa yang dilakukan dajjal.
Dan seandainya kaum wahabi
bertafakkur atas khowariqul ‘aadat
yang terjadi dari para Nabi dan wali,
maka wahabi tidak akan terkena
fitnah oleh khowariqul ‘aadat yang
terjadi dari dajjal sebagai bentuk
istidraajnya.
Yang membedakan khowariqul
‘aadat yang terjadi atas para Nabi
dan dajjal adalah bahwa para nabi
memperoleh hal itu sebagai penguat
kebenaran yang mereka serukan,
sedangkan dajjal memperolah hal itu
sebagai fitnah atas seseorang yang
mengaku rububiyyah, perkara hal itu
sama-sama perkara khowariqul
‘aadat (perkara luar biasa).
Sebab ketiga : Bermanhaj khowarij
yakni keluar dari jama’ah muslimin
dan mengkafirkan kaum muslimin.
Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam
mensifati pengikut dajjal
bahwasanya mereka adalah kaum
khowarij, sebagaimana sebagian
telah dijelaskan di awal :
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻧَﺎﺱٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻤَﺸْﺮِﻕِ ﻳَﻘْﺮَﺅُﻭﻥَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺍﻥَ ﻟَﺎ
ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺗَﺮَﺍﻗِﻴَﻬُﻢْ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﻗَﻄَﻊَ ﻗَﺮْﻥٌ ﻧَﺸَﺄَ ﻗَﺮْﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺁﺧِﺮُﻫُﻢْ ﻣَﻊَ ﺍْﻟﻤَﺴِﻴْﺦِ ﺍﻟﺪَّﺟَّﺎﻝِ
“ Akan muncul sekelompok manusia
dari arah Timur, yang membaca al-
Quran namun tidak melewati
tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn
(kurun / generasi) mereka putus,
maka muncul generasi berikutnya
hingga generasi akhir mereka akan
bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam
Thabrani di dalam Al-Kabirnya,
imam imam Abu Nu’aim di dalam
Hilyahnya dan imam Ahmad di
dalam musnadnya)
Arah Timur yang Nabi maksud tidak
ada lain adalah arah Timur kota
Madinah yaitu Najd sebab Nabi
shallahu ‘alaihi wa sallam telah
menspesifikasikan letak posisinya
yaitu tempat dimana ciri-ciri khas
penduduknya orang-orang yang
memiliki banyak unta dan baduwi
yang berwatak keras dan berhati
kasar dan tempat di mana
menetapnya suku Mudhar dan
Rabi’ah, dan semua itu hanya ada di
Najd Saudi Arabia, Nabi bersabda :
ﻣِﻦْ ﻫَﺎ ﻫُﻨَﺎ ﺟَﺎﺀَﺕِ ﺍْﻟﻔِﺘَﻦُ ، ﻧَﺤْﻮَ ﺍْﻟﻤَﺸْﺮِﻕِ ،
ﻭَﺍْﻟﺠَﻔَﺎﺀُ ﻭَﻏِﻠَﻆُ ﺍْﻟﻘُﻠﻮْﺏِ ﻓﻲِ ﺍْﻟﻔَﺪَّﺍﺩِﻳﻦَ ﺃَﻫْﻞُ
ﺍْﻟﻮَﺑَﺮِ ، ﻋِﻨْﺪَ ﺃُﺻُﻮْﻝِ ﺃَﺫْﻧَﺎﺏِ ﺍْﻹِﺑِﻞِ ﻭَﺍْﻟَﺒﻘَﺮِ ،ﻓِﻲ
ﺭَﺑِﻴْﻌَﺔْ ﻭَﻣُﻀَﺮً
“Dari sinilah fitnah-fitnah akan
bermunculan, dari arah Timur, dan
sifat kasar juga kerasnya hati pada
orang-orang yang sibuk mengurus
onta dan sapi, kaum Baduwi yaitu
pada kaum Rabi’ah dan Mudhar “.
(HR. Bukhari)
Maka kaum wahhabi-salafi ini
adalah regenerasi dari kaum
khowarij pertama di masa Nabi dan
sahabat, perbedaaanya kaum
khowarij pertama bermanhaj
mu’aththilah (membatalkan sifat-sifat
Allah), sedangkan kaum neo
khowarij (wahhabi) ini bermanhaj
tajsim dan taysbiih. Walaupun
berbeda, namun sama-sama
menyimpang dari aqidah Islam, dan
Allah merubah manhaj mereka dari
kejelekan menuju manhaj yang lebih
jelek lagi sebagai balasan atas
kedhaliman dan kesombongan yang
memenuhi hati mereka. Atas manhaj
tajsim mereka inilah menjadi
penyebab wahhabi mudah
terpengaruh oleh dajjal, sedangkan
khowarij terdahulu jika masih ada yg
mengikuti manhaj ta’thilnya tidak
mungkin terpengaruh oleh dajjal,
sebab sangat anti terhadap sifat-sifat
Allah, mereka mensucikan Allah dari
sifat gerak, pindah, bersemayam,
diam, duduk, turun dan sebagainya
bahkan mereka membatalkan sifat-
sifat wajib Allah.
Maka dengan jelas wahabi kelak
akan menjadi penikut dajjal, naudzu
billahi min syarril wahhabiyyah wa
imaamihim dajjal..
Sabtu, 05 Desember 2015
PARA PENGIKUT DAJJAL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar