Dalam Tarikh Ibnu Toyyib dikatakan :يا قهوة تذهب هم الفتى # انت لحاوى العلم نعم المرادشراب اهل الله فيه الشفا # لطالب الحكمة بين العبادحرمها الله على جاهل # يقول بحرمتها بالعناد"Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari Ilmu"."Kopi adalah minuman Orang yang dekat pada Alloh, didalamnya ada kesembuhan bagi pencari Hikmah diantara Manusia"."Kopi diharamkan bagi orang bodoh yang mengatakan keharamannya dengan keras kepala".Kita juga bisa melihat komentar Al Imam Ibnu Hajar Al Haitami :ثم اعلم ايها القلب المكروب أن هذه القهوه قد جعلها اهل الصفاء مجلبة للأسرار مذهبة للأكدار وقد اختلف في حلها اولا وحاصل ما رجحه ابن حجر في شرحالعباب بعد ان ذكر أنها حدثت في اول قرن العاشر . ان للوسائل حكم المقاصد،فمهما طبخت للخير كانت منه وبالعكس فافهم الأصلLalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa Kopi ini telah dijadikan oleh Ahli Shofwah (Orang-Orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya Cahaya dan Rahasia Tuhan, penghapus kesusahan.Para Ulama berbeda pendapat akan kehalalannya, namun alhasil yang diunggulkan oleh Ibnu Hajar dalam Kitab Syarhul Ubab setelah penjelasan bahwa asal usul Kopi di awal abad kesepuluh hijriyah memandang dari Qo'idah "bagi perantara menjadi hukum tujuannya" maka selama kopi ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat kebaikannya begitu juga sebaliknya, maka fahami asalnya".Suatu ketika As-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qodimi berjumpa dengan Nabi Muhammad Saw dalam keadaan terjaga. Iaberkata kepada Nabi Saw : “Wahai Rosululloh, aku ingin mendengar Hadits darimu tanpa perantara".Rosululloh Saw kemudian Bersabda : “Aku akan memberimu tiga Hadits yang salah satunya :"Selama bau biji Kopi ini masih terciumaromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula Malaikat akan Beristighfar (memintakan ampun) untukmu".Al-Habib Abubakar bin Abdullah Alattas berkata:"Sesungguhnya tempat yang ditinggalkan dalam keadaan sepi atau kosong maka Jin akan menempatinya.Sedangkan tempat yang biasa digunakan untuk membuat hidangan Kopi maka para Jin takkan bisa menempati dan mendekatinya".(Lihat dalam Kitab Tadzir An-Nas halaman 177 dan At-Tadzkir al-Mushthafa li Aulad al-Musthafa Wa Ghairahum Min Man Ijtbahu Allahu Washthafa karya al-Habib Abubakar Alattas bin Abdullah bin Alwi bin Zain al-Habsyi halaman 117).Oleh: Ustadz Muhammad Husein Al Habsyi.اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحا به وسلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar