Ada satu ulama Nusantara yang kapasitas keilmuannya sangat luar biasa, mampu mengarang beberapa kitab dengan bahasa Arab yang sangat sempurna. Beliau adalah Kyai Abul Fadhol bin Abdul Syakur, berasal dari Senori Tuban (Jawa Timur). Menjadi guru utama (‘Umdah) bagi ulama-ulama besar seperti Kyai Sahal Mahfuz, Kyai Maimoen Zubair, Kyai Faqih Langitan, Kyai Hasyim Muzadi, Kyai Dimyati Rois, dan lain-lain.
.
.
Kiai Abul Fadhol juga dikenal sebagai seorang Sufi zuhud. Hal ini tampak dalam keseharian beliau yang sangat sederhana dan bersahaja. Saking sederhananya, ketika ta’ziyah dalam wafatnya KH. Zubair Dahlan (ayahanda KH.Maimoen Zubair), tidak ada orang yang mengenalnya.
.
.
Songkok hitam yang dipakainya tidak lagi hitam tapi telah berubah warna menjadi merah. Baju yang dikenakan lusuh, hingga orang lain acuh memandangnya. Orang-orang baru tahu kalau itu adalah Kiai Abul Fadhol setelah Mbah Maimoen Zubair menyambutnya dengan mencium tangan Kiai Abul Fadhol dan menempatkannya pada tempat yang layak.
.
.
Meski begitu, Mbah Dhol juga manusia biasa, punya anak dan keluarga yang butuh untuk dinafkahi. Oleh sebab itu beliau juga bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Berbagai pekerjaan yang pernah dijalaninya antara lain: jadi buruh jahit, penjahit, bahkan jualan benang. Dari daerah Kerek Tuban sampai Sedan Rembang beliau tempuh dengan jalan kaki sambil memikul benangnya. Sebuah jarak yang sangat jauh dengan beban di punggung yang tidak ringan.
.
.
Selain itu beliau juga pernah jualan kain, membuka toko, reparasi sepeda pancal dan sepeda motor. Bahkan beliau pernah membuat barang-barang elektronik, meski beliau tidak pernah belajar elektro sama sekali. Beliau juga pernah menjadi bos becak, mendirikan pabrik rokok dan lain sebagainya.
.
.
Yang mengherankan, setiap usahanya berkembang pesat, seketika itu juga dihentikan dan ganti pekerjaan lain yang dimulai dari nol lagi. Hal ini semakin menguatkan keyakinan banyak orang bahwa beliau adalah sosok kyai yang zuhud. Tujuannya bekerja hanyalah ibadah dan sekadar menuruti perintah Allah SWT semata, bukan untuk mencari harta.
Sumber #Ulamak_Nusantara
#ulama #ulamanusantara #kiai #kyai #kyaiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar