Berbahagialah orang yang
sudah menemukan guru
pembimbing setingkat
Mursyid. Dengan itu,
seseorang dapat mudah
mempelajari ilmu tasawuf
termasuk ilmu Tarekat,
Hakekat dan Makrifat.
Namun mendapatkan guru
setingkat Mursyid ini ternyata
tidaklah mudah. Oleh karena
itu ada baiknya memahami
dulu bagaimana seorang
Mursyid itu terkait arti,
karakteristik dan cara untuk
mendapatkan ilmu darinya.
Pengertian Mursyid
Bila dipahami secara
mendalam, bahwa belajar
ilmu tiada salahnya kepada
siapapun. Orang yang belajar
ilmu Allah akan menyadari
dirinya bodoh dan selalu
tawadhu kepada Allah dan
orang lain.
Kadangkala disadari
kebenaran tidaklah selalu
datang kepada orang yang
berpangkat atau hebat, malah
didapat dari orang awam
biasa. Orang yang diberikan
ilmu Allah bukan pada
penampilan fisik berupa
pangkat kekayaan namun Ilmu
Allah hanya akan bersemayam
kepada hamba yang memiliki
hati iman dan selalu tawakal.
Sabda Nabi saw:
Barang siapa yang
dikehendaki Allah
menjadi baik, maka
Allah akan
memberikan
kecerdasan
pemahaman sebaik-
baiknya dalam hal
agama (HR Bukhari)
Diberikan atau tidaknya ilmu
Allah kepada seseorang
adalah hak Allah dan Allah
yang menentukan sendiri
bagaimana seseorang dapat
menguasai ilmunya. Karena
itu jelas ada orang yang
dilebihkan atas hamba yang
satu dengan lainnya terkait
dengan penguasaan ilmu
Allah dan disitulah Mursyid
berada sebagai orang yang
diberi kelebihan baik derajat
dan kemuliaan terkait ilmu
Allah Swt.
Ciri dan karakteristik
seorang Mursyid
Karena itu untuk
mendapatkan guru setaraf
Mursyid tidaklah mudah,
Allahlah yang menunjukkan
sesuai kadar niat /
kesungguhan dan tingkat
keimanan seseorang serta
ibadah yang dilakukannya.
Beberapa ulama memberikan
karakteristik sebagai berikut:
1. Sederhana, tidak selalu
terkenal cenderung
tersembunyi
Ulama Mursyid tidak selalu
identik dengan ulama yang
dikenal luas atau terkenal,
malah kadang-kadang
tempatnya terpencil dan
posturnya sangat sederhana
serta selalu tawadhu. Ada
sebagian malah
disembunyikan Allah. •
2. Ucapannya pasif tidak mau
benar sendiri
Lalu kalimat yang terucap
lebih banyak pasif, tidak
pernah menunjuk dirinya saya
atau aku apalagi mau benar
sendiri semua karena Allah
Swt dan ajarannya memberi
kesejukan di hati.
3. Memiliki ilmu hikmah
Memiliki ilmu hikmah dalam
artian mampu membaca ayat-
ayat terkait ciptaan dan
kejadian Allah yang terjadi di
langit, bumi dan seisinya.
4. Mampu mengungkap
rahasia Allah
Seorang Mursyid memiliki
kemampuan mengungkap
kerahasian Allah (terutama
kalam Allah yang tidak
beraksara dan bersuara).
Dengan demikian ilmunya
tidak selalu sarat periwayatan
dan dalil-dalil yang panjang
melainkan ringkas dan
sederhana (mudah dicerna)
yang semuanya merupakan
kebenaran yang haq.
5, Suluk mungkin berbeda
tapi intinya mengajak dekat
kepada Allah.
Seorang Mursyid membawakan
jalan/cara (suluk) kepada salik
yang berbeda tidaklah selalu
sama namun hakekatnya
mengajak diri untuk lebih
dekat kepada Allah.
6. Sebagai pewaris Nabi
Sebagai pewaris nabi biasanya
memiliki silsilah atau
keturunan kuat dan hanya
diketahui diantara sesama
Mursyid, sehingga ilmu ini
terjamin kontinuitasnya selalu
diturunkan antara mursyid
yang satu dengan penerusnya
dan itu dijamin tetap ada
sepeninggal Nabi Saw atau
hingga akhir zaman.
7. Memiliki karomah
Dalam masa perjuangan
Mursyid setaraf aulia dan wali
tidak pernah marasa takut
dan gentar dengan karunia
Allah berupa karomah yang
dimilikinya
Firman Allah :
Ingatlah, sesungguhnya
wali-wali Allah itu,
tidak ada
kekhawatiran
terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka
bersedih hati.(QS
Yunus : 62)
8. Mandiri tidak bergantung
kepada orang lain
Mampu menghidupi dirinya
sendiri dengan keyakinan
yang kuat pada rezeki Allah
sehingga tidak bergantung
pada orang atau kelompok
lain. Ini yang disebut Iffah,
artinya dapat mencukupi
dirinya dan memiliki
keyakinan yang kuat akan
rezeki Allah kepadanya.
Cara belajar kepadanya
Bila karakteristik ini
ditemukan tetapkan dan
niatkan untuk belajar
kepadanya, niatkan untuk
patuh kepadanya. Patuh
adalah syarat atau adab
untuk mendapatkan ilmu
batin ini. Mursyid adalah
orang yang dicintai Allah
karena dengan mencintai
orang yang dicintai Allah,
maka Allah akan menyayangi
kita.
Beberapa kisah kepatuhan
luar biasa ditunjukkan Sunan
Kalijaga, Sheik abdul Kadir
Jaelani dan Imam Safi’i.
Hanya kepatuhan kepada
Mursyid yang mampu melatih
diri kita untuk kemudian
patuh kepada Allah.
Mursyidlah yang mengajarkan
kita mampu membuka hijab
pada diri kita dan
kemampuan untuk
memandang kebesaran dan
keagungan Allah melalui
untaian hikmah yang
disampaikannya.
Wallahu ‘alam bisshowab
Selasa, 05 Desember 2017
Inilah 8 ciri dan cara belajar kepada seorang Mursyid
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar