Tidak semua hati manusia itu
mudah menerima nasehat dan
kebenaran, inilah yang menjadikan
jalan hidup manusia tersesat.
Adapun sebab dari kerasnya hati
tidak bisa menerima hidayah adalah
karena maskiat dan lalai mengingat
Allah, hati yang keras ibarat karang.
Sulit menerima kebenaran dan
gembira dalam kemaksiatan. tidak
jarang kita temukan orang yang
gemar maksiat, lalu dinasehati tetapi
malah justru membantah bahkan
lebih jauh dapat mengolok-olok
agama,wal iyadzubillah.
Model hati seperti inilah yang
dilarang oleh Allah :
“Belumkah datang waktunya bagi
orang-orang yang beriman, untuk
tunduk hati mereka mengingat Allah
dan kepada kebenaran yang telah
turun (kepada mereka), dan
janganlah mereka seperti orang-
orang yang sebelumnya telah
diturunkan Al-Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras. Dan
kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik. “(QS. Al-
Hadid ayat 16)
Ibnu Rajab (736-795 H)seorang
ulama hadits, ahli fiqih dan ushul
terkemuka, merinci sebab hati
menjadi keras dan sulit menerima
hidayah.
1. Pertama, banyak bicara dan
meninggalkan dzikrullah.
Ini disimpulkan dari hadits
Rasulullah saw,
"Janganlah kamu banyak bicara
kecuali dzikrullah. Sungguh, banyak
bicara itu membuat hati menjadi
keras, dan orang yang paling jauh
dari Allah adalah yang berhati
keras," (HR Tirmidzi No.2413, Malik
dan Baihaqy).
Dalam riwayat lain, beliau bahkan
menyebut hati yang keras sebagai
salah satu biang kesengsaraan (HR
al-Bazzar, Majma az-Zawaid 10/226).
2. Kedua, banyak tertawa.
Kebiasaan buruk ini menjadikan hati
lalai mengingat Allah, sehingga
menjadikan hati kehilangan ruh dan
kesadaran jati diri. Maka tepat, jika
Rasulullah saw jauh-jauh hari
mengingatkan untuk menghindari
kebiasaan yang satu ini.
"Janganlah kalian banyak tertawa,
karena hal itu dapat mematikan
hati," (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
3. Ketiga, banyak makan.
Apalagi jika yang dimakan itu
berupa barang syubuhat
(meragukan) atau haram, atau
diperoleh dengan cara yang sama.
Seorang ulama, Bisyr bin al -Harits,
pernah menjelaskan bahwa banyak
bicara dan makan merupakan dua
penyebab hati menjadi keras. selain
menyebabkan hati keras, banyak
makan akan menyebabkan badan
subur dan besar syahwatnya, inilah
"bahan bakar" dari setan untuk
melakukan maksiat. sangatlah bijak
Rasulullah mengajarkan kepada kita
supaya puasa karena dengan puasa
nafsu syahwat akan teredam.
4. Keempat, banyak dosa dan
maksiat.
Rasulullah saw sangat tepat dalam
salah satu haditsnya, ketika
mengibaratkan dosa seperti titik
hitam yang menempel di hati. Jika
pelakunya bertobat lalu
meninggalkan kemaksiatannya dan
memohon ampun pada Allah,
hatinya berubah mengkilat. begitu
juga dengan keimanan dapat
bertambah dan berkurang dapat
bertambah jika senantiasa
mengingat Allah, dan berbuat
kebaikan dan dapat berkurang
dengan lalai mengingat Allah dan
senang dengan kemaksiatan.
“Jika kemaksiatannya bertambah,
bertambah juga titik itu sehingga
hatinya menjadi tinggi, sombong dan
tak dapat menerima kebenaran (HR
Tirmidzi).
CARA MEMBUAT HATI LEMBUT DAN
DAPAT MENERIMA KEBENARAN.
Lalu bagaimana membuat hati
menjadi lembut dan mudah
menerima kebenaran. Ulama-ulama
generasi awal mengajukan beberapa
resep melembutkan hati, berikut :
1. Pertama, banyak mengingat Allah
dalam hati dan lisan.
Termasuk di dalamnya, membaca al-
Qur'an dan merenungi
kandungannya. Dikisahkan dalam
"Az-Zuhd" (2/233), seseorang datang
kepada Hasan bin Ali mengadukan
hatinya yang keras. Beliau lalu
menasehatinya, "Lunakkanlah
dengan dzikir." Lebih tegas lagi,
Yahya bin Mu'adz dan Ibrahim al-
Khawwash, menggolongkannya dalam
lima penawar hati, yaitu: membaca
al Qur'an dan merenunginya,
mengosongkan perut, qiyamullail,
beribadah di malam hari dan
berkawan dengan orang-orang shalih
(Al-Hilyah 10/327). Dzikirlah yang
membuat hati menjadi teduh dan
tentram, sehingga dapat jernih
memandang berbagai persoalan
yang dihadapi.
Firman Allah SWT :
"(Yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram," (QS ar-
Ra'd:28).
2. Kedua, berbuat baik pada anak-
anak yatim dan fakir miskin.
Inilah yang dipesankan oleh
Rasulullah saw,
"Jika anda ingin melunakkan hati
anda, sentuhlah kepala anak yatim
dan berilah makan orang
miskin," (HR Ahmad).
3. Ketiga, banyak mengingat mati.
Merenungkan kematian yang pasti
datang menjemput, suka atau tidak
suka, akan menyentak kesadaran
nurani kita tentang hakikat tujuan
hidup sebenarnya. Segala
kemegahan dan nilai di mata
manusia, menjadi tak berarti. Yang
berarti hanyalah nilai kita di mata
Allah. Jika begitu, tak ada jalan lain
kecuali menuruti aturan-Nya dengan
segala keikhlasan'
"Perbanyaklah mengingat
penghancur segala kelezatan (mati),"
pesan Rasul saw pada umatnya (HR
Tirmidzi, Ahmad, Nasa'i dan Ibnu
Majah).
4. Keempat, menziarahi kubur dan
memikirkan keadaan penghuninya.
Hal ini sangat bermanfaat bagi
setiap muslim dalam mengevaluasi
segala kealpaan diri. Melupakan
sejenak segala kesenangan dan
kegembiraan duniawi, lalu
membenamkan diri dengan
mengingat dosa dan kemaksiatan.
Untuk selanjutnya, bertaubat kepada
Allah, memohon ampunan-Nya dan
bertekad tidak mengulang kembali
kemaksiatan-kemaksiatan tersebut.
Sabda Rasulullah saw, "Ziarahilah
kuburan karena hal itu dapat
mengingatkan kalian dengan
kematian," (HR Muslim 976, Abu
Dawud 3234, Ibnu Majah 1572 dan
Ah¬mad 2/441).
Janganlah biarkan hati kita keras
sehingga sangat sulit menerima
kebenaran padahal dia tahu kalau
itu benar, tetapi karena hati keras
adalah seperti batu yang tidak bisa
dimasuki apapun kecuali senang
dalam maksiat, sehingga termasuk
kaum yang sesat dan merugi,
Naudzubillah min dzalik.
Wallahu A’lam
Senin, 04 Desember 2017
PENYEBAB HATI SUSAH MENERIMA KEBENARAN/ NASEHAT ORANG LAIN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar